Analisis Perilaku dan Kinerja PT Bank Mandiri Tbk. Setelah Terjadinya Merger

PENDAHULUAN 

Ketatnya persaingan di sektor perbankan, mengharuskan bank untuk menerapkan strategi yang tepat maupun melakukan inovasi untuk meningkatkan kapabilitas perbankan. Dengan adanya merger bank diharapkan akan dapat meningkatkan efisiensi kerja melalui pengurangan berbagai aktifitas yang sama yang ada dalam bank. 

Analisis Perilaku dan Kinerja PT Bank Mandiri Tbk. Setelah Terjadinya Merger

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku dan kinerja keuangan PT. Bank Mandiri Tbk setelah melakukan merger. 

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 membuat potensi ekonomi dalam negeri mengalami ambang kebangkrutan. Yang mana pada akhirnya pinjaman luar negeri membengkak hingga lebih dari tiga kali lipat karena melemahnya kurs mata uang rupiah secara drastic terhadap dollar. Akhirnya pemerintah Indonesia memutuskan untuk merestrukturisasi perbankan dengan cara penggabungan (merger) dan rekapitalisasi melalui penerbitan obligasi. 

PEMBAHASAN 

Analisis Perilaku dan Kinerja PT Bank Mandiri Setelah Merger 

Pada 2 Oktober1998 dilakukan pengabungan beberapa bank pemerintah yaitu; Bank Ekspor Impor (Bank Exim), Bank Bumi Daya (BBD), Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo), dan Bank Dagang Negara (BDN). Penggabungan keempat bank ini menghasilkan bank baru menjadi Bank Mandiri. 

Pada akhir juli 1999 baru dilakukan penggabungan laporan keuangan efektif sekaligus melakukan pengurangan kantor cabang dan SDM yang ada pada empat bank sebelumnya. Dengan penggabungan keempat bank tersebut, pemerintah berharap: 

1. Industri perbankan Indonesia akan menjadi lebih kuat dan stabil apabila ditopang oleh bank-bank berskala besar, 

2. Intervensi pemerintah terhadap bank pemerintah semakin berkurang, apabila restrukturisasi perbankan berhasil maka besar kemungkinan Bank Mandiri akan diprivatisasi dengan tujuan memperkuat struktur permodalan, meningkatkan likuiditas dan pengembangan usaha 

3. Kinerja keuangan Bank Mandiri diharapkan semakin baik dibandingkan sebelum penggabungan. 

4. Semakin sehatnya Bank Mandiri, maka sektor riil yang membutuhkan jasa keuangan bank tersebut akan semakin baik dan secara makro perekonomian nasional semakin membaik di masa yang akan datang. 

Setelah keempat bank tersebut melakukan merger, pemerintah menyuntikan dana kepada Bank Mandiri untuk memperkuat struktur permodalan dan dapat memnuhi rasio kecukupan modal (CAR) dalam bentuk obligasi pemerintah sebesar Rp 178 trilyun. Pada bulan juli 2000 Bank Mandiri mengembalikan dana kepada pemerintah sebesar Rp 2,657 trilyun. Jadi total obligasi pemerintah saat itu menjadi Rp 175,343 trilyun. 

Pada tahun 1999 modal dan aktiva yang dimiliki Bank Mandiri mengalami peningkatan positif sebesar Rp8,875 trilyun dan Rp225,945 trilyun setelah pemerintah menginjeksi dengan obligasi pemerintah. Namun, laba setelah pajak yang diperoleh masih mengalami defisit sebesar Rp67,796 trilyun. Disamping itu, utang Bank Mandiri meningkat sebesar Rp14,591 trilyun dibandingkan sebelum merger. Biaya operasional lainnya yang dikeluarkan oleh Bank Mandiri sangat besar yaitu Rp12,296 trilyun yang sebagian besar disebabkan adanya pengurangan pegawai. 

Pada tahun 2000, kinerja keuangan Bank Mandiri semakin membaik dengan berbagai peningkatan seperti modal dan laba setelah pajak.Namun, keuntungan yang dimiliki merupakan pemberian subsidi dari pemerintah hasil bunga obligasi yang diberikan. Apabila pendapatan yang berasal dari bunga obligasi dikeluarkan, maka Bank Mandiri mengalami kerugian yang sangat besar sejak dilakukannya merger. Disamping itu, Bank Mandiri dapat memberikan dividen sebesar Rp1,011 trilyun kepada pemerintah. Kinerja keuangan Bank Mandiri pada tahun 2001 juga mengalami peningkatan pada laba dan pendapatan. Namun, modal yang dimiliki justru berkurang sebesar Rp3,845 trilyun. Hal ini disebabkan adanya kerugian yang belum direalisasi atas surat berharga dan obligasi pemerintah. Dari tahun 1998 sampai saat ini Bank Mandiri semakin berkembang pesat dan bahkan termasuk salah satu Bank terbesar di Indonesia. 

KESIMPULAN 

Kesimpulan Dari hasil analisis terhadap perilaku dan kinerja Bank setelah merger adalah sebagai berikut

1. Merger yang dilakukan pemerintah terhadap empat bank tidak sehat merupakan pilihan terakhir dibandingkan penutupan (likuidasi) bank-bank BUMN. Tujuan merger ini tidak lain menghindari pengeluaran negara yang lebih besar lagi untuk membayar uang para deposan, mencegah terjadinya domino effect seiring krisis ekonomi yang berlangsung dan bertambahnya jumlah pengangguran. 

2. Tahun 2001 70% pendapatan Bank Mandiri berasal dari pendapatan bunga obligasi pemerintah, justru pendapatan bunga dari pemberian kredit hanya sebesar 18% untuk tahun. Dengan demikian, kinerja bank selama tiga tahun ini (1999-2001) tidak lebih baik dibandingkan sebelum merger. 

3. Merger tidak selalu menciptakan efisiensi, walaupun peningkatan total aktiva dapat mencapai skala ekonomis, belum cukup untuk menciptakan efisiensi Bank Mandiri. Beberapa aspek yang mempengaruhi efisiensi Bank Mandiri terlihat dari aktiva, modal, utang jangka pendek, utang jangka panjang dan jumlah SDM. Sementara itu, Bank Mandiri hanya diposisi keempat apabila dilihat efisiensi relatif diantara bank-bank pemerintah saat ini.

Post a Comment

0 Comments