Defisit Neraca
Perdagangan Indonesia & Potensi Alam Indonesia
Saat membuka Rakornas Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi
Daerah (TPID) 2018 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (26/7/2018) Jokowi telah memaparkan bahwa permasalahan
ekonomi Indonesia yang terbesar hingga saat ini ada dua. Yang pertama adalah
defisit neraca perdagangan.
Hingga saat ini negara Indonesia masih kurang dalam hal
ekspor dibandingkan dengan nilai impor yang tinggi. Kalau neraca perdagangan
Indonesia ini baik maka kita tidak akan mudah terpengaruh oleh gejolak-gejolak
perekonomian dunia.
Untuk menyeimbangkan perekonomian dan bahkan mencapai
surplus, kita harus berupaya untuk meningkatkan jumlah ekspor dan meminimalisir
jumlah impor.
Beberapa waktu yang lalu, Indonesia sudah membatasi impor di
sektor pertanian dan peternakan dari negara Amerika Serikat dan alhasil
Indonesia terkena denda sanksi dagang sebesar Rp 5 Triliun.
Amerika Serikat meminta WTO untuk menggugat denda kepada
Indonesia terkait pembatasan impor Indonesia dari Amerika Serikat yang
menyebabkan kerugian bagi pengusaha di Amerika Serikat.
Kejadian diatas merupakan usaha pemerintah untuk
meminimalisir ekspor dagang. Dan sampai saat ini pun negara kita masih saja
defisit.
Baru baru ini terlihat Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia
(LPEI) sedang berusaha untuk membuka jalur ekspor berupa minyak kelapa sawit, tekstil
hingga kertas ke Afrika.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Thomas Trikasih Lembong mengatakan “Saat
ini negara kita kesulitan ekspor minyak kelapa sawit yang merupakan salah satu
produk unggul Indonesia ke wilayah Eropa.” Dikutip dari detik.com (11/26/2018).
Maka
dari itu pemerintah Indonesia yaitu LPEI dan BKPM segera mengambil inisiatif
lain dengan cara mencoba membangun hubungan dagang ke negara negara di asia
yaitu india dan afrika.
Menurut
direktur LPEI, negara negara yang ada di afrika memiliki prospek yang bagus
untuk di pasoki miyak kelapa sawit, tekstil dan juga kertas. Kebutuhan e
commerse dewasa ini yang sangat banyak membutuhkan kertas sebagai kemasan nya,
Indonesia sudah mengambil langkah bagus telah berusaha memperbanyak ekspor
kertas.
Selama
ini Indonesia hanya melakukan ekspor ke negara negara Eropa dan Amerika saja.
Dan inilah pertama kalinya Indonesia membuka jalur perdagangan atau jalur
ekspor ke negara afrika walaupun daya beli masyarakat afrika masih jauh dibawah
masyarakat eropa dan amerika.
Dengan
membuka pasar baru, pemerintah Indonesia berharap hasilnya bisa menutupi
defisit negara dan juga bisa menutupi dan memulihkan dana yang dikeluar dari
seluruh denda yang didapatkan Indonesia terkait dengan pembatasan impor dari
amerika serikat dan negara maju lain nya.
0 Comments
Silahkan Berkomentar Dengan Sopan. Anda Sopan Kami Segan.