Pemikiran dan Kontribusi Ekonomi Socrates, Plato dan Aristoteles

Kontribusi Ekonomi dan Pemikiran Ekonomi Socrates

Socrates adalah guru dari Plato, dan Plato merupakan guru dari Aristoteles. Ketiganya merupakan orang hebat yang terkenal akan pemikiran pemikiran nya. Socrater lahir pada 470 SM di Athena, ia adalah generasi pertama dari 3 ahli filsafat Yunani yang sudah saya sebutkan diatas.

Dan dimasa hidupnya, dia tidak menuliskan apapun, sehingga sumber utama dari pemikiran Socrates ini adalah ada pada tulisan salah satu muridnya yaitu Plato.

Kontribusi Ekonomi dan Pemikiran Ekonomi Plato


Plato lahir di Athena, ia merupakan pakar politik dan pemerintahan, dan juga dikenal sebagai pemikir yang idealis dan juga ahli filsafat. Dalam perkembangan teori ekonomi, pemikiran Plato yang paling menonjol ialah bukunya yang berjudul “Respublika” yang telah ia tulis sekitar 400 tahun SM.

Didalam buku tersebut Plato membahas tentang bunga, uang, tenaga kerja, perbudakan serta perdagangan. Sejak adanya buku itu, teori ekonomi Plato mulai dipelajari oleh orang lain. Pembahasan masalah ekonomi yang ada tidak dilakukan secara khusus oleh Plato, melainkan selalu berkaitan dengan pemikiran tentang bagaimana bentuk masyarakat yang sempurna.

Pada zamannnya, permasalahan ekonomi selalu dikaitkan dengan rasa kelayakan atau keadilan yagn harus diperhatikan guna mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur secara menyeluruh.

Menurut Plato, majunya suatu negara bergantung pada pembagian tenaga kerja. Dan itu semua akan timbul secara alamiah karena setiap orang miliki kemampuan dan bakat yang berbeda. Nah, pemikiran inilah yang akhirnya dikembangkan oleh Adam Smith dalam teori “division of labor”.

Plato mengemukakan pemikiran nya tentang 3 pembagian jenis tenaga kerja dalam management negara, yaitu
  1. Para elit politik yang mengatur dan membuat peraturan dan kebijakan politik
  2. Tentara sebagai pelindung negara
  3. Para pekerja yang tugasnya adalah memproduksi barang dan jasa, biasanya meraka adalah petani dan pedagang.
Plato juga berpendapat bahwa manusia memiliki sifat hedonisme sehingga perlu adanya sebuah peraturan,
  1. Keadilan dalam sebuah negara itu tergantung dengan keadilan pembagian tenaga kerja “division of labor”. Maka dari itu perlu adanya pembagian tenaga kerja yang adil dan pantas.
  2. Semua pem bunga an uang adalah praktik riba
  3. Semua manusia itu bersaudara, jadi tidak sepantasnya terjadi eksploitasi antar umat manusia hanya untuk mendapatkan material dan kemewahan. Dan Palto juga menyebutkan bahwa hanya kaum pekerjalah yang pantas untuk mengambil laba (profit oriented) sedangkan para penguasa dan tantara tidak seharusnya mengorientasikan dirinya untuk mendapatkan harta, karena mereka harus mengabdikan dirinya untuk bangsa dan negara.

Sebab peraturan diatas, para ekonom berpikir bahwa Plato lah pertamakali orang yang mengecam kekayaan dan kemewahan. Hal itu didasari karena manusia yang memiliki sifat hedonisme yang merupakan cikal bakal dari materialistik yang dikembangkan di eropa pada abad ke17 dan ke18.

Kondisi perkenomian di Athena pada saat itu dikuasai oleh kaum bangsawan dan para elit yang jumlahnya sedikit dan mereka mengeksploitir para budak yang jumlahnya relatif banyak. Hal inilah yang mendasari pemikiran Plato bahwa manusia harus bisa mengekang hawa nafsu hedonismenya.

Ada beberapa pemikiran Plato yang masih relavan dengan perkembangan dunia pada saat ini, yaitu:
  1. Tentang fungsi uang yang telah dijelaskan Plato dalam bukunya yang berjudul “Politica”. Disitu ia menjelaskan selain sebagai alat tukar, uang juga bisa digunakan sebagai alat ukur kekayaan sesorang.
  2. Bunga yang tidak boleh dikembangakan karena merupakan praktik riba. Pemikiran ini juga masih relavan hingga saat ini yang diterapkan pada bank syariah. Bank syariah tersebut mengubahnya menjadi sistem bagi hasil.
  3. Pemikiran tentang perlu adanya pembagian kelompok kerja berdasarkan kemampuan dan kompetisi yang dimiliki masing masing individu. Dengan adanya pembagian kelompok kerja, maka tingkat produksi akan semakin meningkat dan perusahaan akan dapat bekerja secara efektif dan efisien.
  4. Pentingnya pemerataan bangunan atau infrasutruktur dan hasil nya bisa dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. Gagasan ini pasti sangat relavan bagi negara negara berkembang seperti Indonesia ini.

Kontribusi Ekonomi dan Pemikiran Ekonomi Aristoteles

         
Walaupun ada sedikit perbedaan pemikiran, Aristoteles adalah salah satu murid dari Plato yang lahir di Stagyra tahun 384 SM. Artistoteles adalah filsuf terkenal yang telah menulis berbagai pemikiran di segala bidang, yaitu; etika dan metafisika, ekonomi, fisika, teologi, politik, Pendidikan, keindahan, retorika, adat istiadat, puisi, dan konstitusi Athena.

Pemikiran dan Kontribusi Ekonomi Socrates, Plato dan Aristoteles


Dalam bidang ekonomi, ia mengatakan bahwa ekonomi merupakan suatu bidang tersendiri yang harus dipisahkan dengan bidang yang lain nya. Aristoteles juga adalah orang yang menyumbangkan pemikiran dasar tentang teori nilai & harga serta pertukaran barang dan kegunaan uang dalam pertukaran barang tersebut.

Aristoteles juga membedakan proses ekonomi kedalam dua cabang. yaitu use (kegunaan) dan gain (keuntungan). Secara lebih spesifik, ia membedakan antara Chrematistic dan Oeconomic. Chrematistik mempelajari tentang peraturan tukar menukar, yang mana aktivitas perekonomian nya ditujukan untuk mendapatkan laba. Sedangkan Oeconomic mempelajari tentang manajemen household dan pemanfaatan sumber daya secara cermat.

Maka dari itu, Aristoteles tidak setuju dengan chrematistic. Ia secara tegas mengatakan bahwa dirinya tidak setuju jika para pedangang yang datang ke kota pergi ke desa untuk mengeksploitasi para petani.

Ia mengemukakan bahwa perekonomian dalam masyarakat itu terbagi menjadi 4 tingkatan, yaitu:

  1. Royal economy, ini adalah perekonomian tingkat negara yang mana pada tingkatan ini terdapat kegiatan ekspor impor dan juga perpajakan.
  2. Seraphic or Provincial Governor, pada tingakatan ini ditandai dengan adanya aliran barang yang berasal dari sektor pertanian saja.
  3. City economy, ditandai dengan terjadi pemusatan penduduk di perkotaan
  4. Personal economy, kegiatan ekonomi yang berada pada house hold individu.


Kontribusi terbesar Aristoteles terhadap ilmu ekonomi adalah pemikiran nya tentang exchange of commoditites (pertukaran barang) dan kegunaan uang senditi dalam pertukaran barang tersebut. Aristoteles berpendapat bahwa kebutuhan manusia itu tidak terlalu banyak, tapi keinginan manusia itulah yang cenderung tidak terbatas. Ia juga membenarkan kegiatan produksi yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan manusia, tapi ia mengecam atau menganggap tidak alami kegiatan produksi yang bertujuan untuk memenuhi keinginan manusia yang cenderung tidak terbatas itu



Post a Comment

1 Comments

  1. ketiga filsuf terkenal ini masih kalah denga nabi muhammad

    ReplyDelete

Silahkan Berkomentar Dengan Sopan. Anda Sopan Kami Segan.